www.sahabatmadani.com |
oleh Wahyu Bhekti Prasojo
Teks dan Terjemah Hadits
عَنْ قُرَّةَ «أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ إِذَا جَلَسَ جَلَسَ
إِلَيْهِ أَصْحَابُهُ حِلَقًا حِلَقًا» .[1]
Dari Qurrota Bahwasannya Rasulullah saw jika beliau duduk, para sahabatnya akan duduk bersamanya, lingkaran demi
lingkaran.
وَعَنْ يَزِيدَ
الرَّقَاشِيِّ قَالَ: كَانَ أَنَسٌ مِمَّا يَقُولُ لَنَا إِذَا حَدَّثْنَا هَذَا
الْحَدِيثَ: إِنَّهُ وَاللَّهِ مَا هُوَ بِالَّذِي تَصْنَعُ أَنْتَ وَأَصْحَابُكَ.
يَعْنِي: وَيَقْعُدُ أَحَدُكُمْ فَيَجْتَمِعُونَ حَوْلَهُ فَيَخْطُبُ، إِنَّمَا
كَانُوا إِذَا صَلَّوُا الْغَدَاةَ قَعَدُوا حِلَقًا حِلَقًا يَقْرَءُونَ
الْقُرْآنَ، وَيَتَعَلَّمُونَ الْفَرَائِضَ وَالسُّنَنَ.[2]
Dari Yazid al Raqasyi, dia berkata: Anas biasa berkata kepada kami ketika
kami meriwayatkan hadits ini: Demi Tuhan, itu bukanlah apa yang kamu dan
teman-temanmu lakukan. Yakni: Jika salah satu dari kalian duduk maka yang lain
hendaknya berkumpul di sekelilingnya, maka ia akan menyampaikan khutbah. Sesungguhnya
mereka (para sahabat) setelah shalat subuh, akan duduk membentuk lingkaran-lingkaran (halaqah), membaca
Al-Qur'an, mempelajari kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnah.
Takhrij Hadits
Hadits yang pertama diriwayatkan oleh Imam al Bazzar. Di dalam rantai
sanadnya ada Sa’id bin Salam, Imam Ahmad mendustakannya. Sedangkan pada hadits
kedua disebutkan bahwa Yazid al Raqasyi adalah dhaif (lemah).[3]
Jalur riwayat yang lain hadits kedua disebutkan Imam Al Maushily dalam Al
Maqashid al Aliyah.[4]
Demikian
juga dalam Ittihaf al Khayriyah, yang dalam rantai sanadnya ada Yazid bin Abban
al Raqasyi, dan dia itu dhaif atau lemah. [5]
Namun demikian terdapat
sebuah riwayat dari Imam al Hakim yang matan-nya menyebutkan perilaku
para sahabat Nabi saw dalam belajar Al Quran dalam halaqah-halaqah. Di dalam
rantai sanadnya juga ada Qurrata bin Khalid, sebagai berikut;
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الصَّفَّارُ الزَّاهِدُ، ثنا أَحْمَدُ
بْنُ مَهْدِيِّ بْنِ رُسْتُمَ الْأَصْبَهَانِيُّ، ثنا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ،
ثنا قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ الْعُطَارِدِيِّ، عَنْ أَبِي مُوسَى
الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: "
تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ - يَعْنِي مَسْجِدَ الْبَصْرَةِ -
وَكُنَّا نَجْلِسُ حِلَقًا حِلَقًا،
وَكَأَنَّمَا أَنْظُرُ إِلَيْهِ بَيْنَ ثَوْبَيْنِ أَبْيَضَيْنِ،
وَعَنْهُ أَخَذْتُ هَذِهِ السُّورَةَ: {اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكِ الَّذِي خَلَقَ}
[العلق: 1] قَالَ: وَكَانَتْ أَوَّلَ سُورَةٍ أُنْزِلَتْ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ[6]
Abdullah bin Muhammad bin Abdullah Al Saffar Al Zahid memberitahu kami,
Ahmad bin Mahdi bin Rustum Al Asbahani memberitahu kami, Abu Amer Al Aqdi
memberitahu kami, Qurrah bin Khalid, dari Abu Raja al Utharidy, dari Abu Musa
al Asy'ari radhiyallahu 'anhu yang berkata: “Kami belajar Al-Qur'an
di masjid ini.” - maksudnya Masjid Basra - dan kami duduk dalam
lingkaran-lingkaran, dan seolah-olah Aku melihatnya di antara dua baju putih,
dan darinya aku membacakan Surah ini: {Bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan} [Al-Alaq: 1] Dia berkata: Itu adalah surah pertama yang diturunkan
kepada Muhammad saw”.
Imam Hakim menjelaskan hadits ini shahih
menurut syarat Syaikhayn (Bukhary dan Muslim), namun mereka berdua tidak
mengeluarkannya. Baginya ada saksi dengan sanadnya yang shahih menurut syarat
Imam Muslim. Sementara menurut ta’liq min talkhish (komentar dari
rangkuman) Imam Dzahaby, hadits ini shahih berdasar syarat
Bukhary dan Muslim.[7]
Sebuah jalur sanad yang lain juga disebutkan
dalam Hilyatul Auliya diriwayatkan oleh Imam Waqi’ dan Khalid bin al Harits
dari Qurrata dan semisalnya.[8]
Demikian pula Imam Thabrany meriwayatkan hadits ini, sementara para rijal
haditsnya shahih.[9]
Kosakata Penting
جَلَسَ |
duduk |
حِلَقًا, حلقَة |
melingkar, lingkaran |
يَتَعَلَّمُونَ |
saling mengajarkan |
صَلَّوُا الْغَدَاةَ |
setelah mereka melaksanakan sholat shubuh |
الْفَرَائِضَ |
kewajiban-kewajiban |
السُّنَنَ |
sunnah-sunnah |
Penjelasan
Para sahabat
Rasulullah selalu ingin duduk melingkar di sekitar
beliau untuk mendapatkan
manfaat dari ilmu yang beliau berikan dan aturan hukum syariah.[10]
Jika Rasulullah tidak sedang bersama mereka,
mereka duduk dalam lingkaran dan bersama-sama membaca Al Quran, saling
mengajarkan kewajiban dan sunnah-sunnah di antara mereka, juga senantiasa
berdzikir kepada Allah.[11]
Mereka adalah orang-orang yang berkumpul dengan teratur (terorganisir) guna
mengambil manfaat dari ilmu yang beliau saw berikan dan hukum-hukum syariat
yang beliau sosialisasikan. Serta untuk mengajarkan kepada umat apa yang
bermanfaat bagi mereka di dunia dan akhirat.[12]
Dapat dirangkum bahwa amaliyah dalam halaqah antara lain membaca Al Quran,
saling mengajarkan kewajiban dan sunnah-sunnah, mengkaji ilmu pengetahuan, mensosialisasikan
hukum syari’ah, dzikir kepada Allah dan mempersiapkan diri untuk mengajarkan
kepada ummat pada umumnya.
Peringatan
Dari Ibnu Mas’oud, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Akan tiba
saatnya ketika orang-orang akan duduk di Masjid, lingkaran demi lingkaran namun
sesungguhnya cita-cita terpenting mereka adalah dunia. Maka jangan duduk
bersama mereka. Sebab Allah tidak membutuhkan mereka.” (Hadits gharib dari hadis Al A’masy).[13]
Imam Ali bin
Abi Thalib karamallahu wajhahu memperingatkan; “Wahai
para pembawa ilmu, amalkanlah ilmu kalian; Ulama itu
adalah orang yang mengetahui, kemudian ia bekerja dan karyanya sesuai dengan
ilmunya. Ada
pula orang-orang yang membawa ilmu, namun ilmunya tidak melampaui
tenggorokannya, apa yang dirahasiakannya berbeda dari apa yang ditampakkannya, dan perbuatan mereka kontras dengan ilmunya. Mereka duduk berkelompok melingkar dan saling pamer, sampai-sampai seorang laki-laki menjadi marah
kepada temannya jika dia duduk bersebelahan dengan orang lain dan
meninggalkannya terlebih dahulu. Sesungguhnya
amalan
mereka tidak naik ke sisi Allah Azza wa Jalla.[14]
[1] Majma al Zawaid wa Manba al Fawaid Juz I, hlm.132.
[2] ibid, Juz I, hlm.132.
[3] ibid, Juz I, hlm.132
[4] Al Maqashid al ‘Aliy fii Zawaid Aby Ya’la al Maushily, Juz I, hlm.67.
[5] Ittihaf al Khairiyah, Juz I, hlm.204.
[6] Al
Mustadrak ala Shahihayn lil Hakim, Juz II,
hlm.240.
[7] ibid, Juz II, hlm.240
[8] Hilyat al Auliya, Juz I, hlm.256.
[9] Majma al Zawaid wa Manba al Fawaid, Juz VII, hlm.139
[10] Taysir bi Syarhi al Jami’al Shagir, Juz II, hlm.244.
[11] Jami’ Ulum wa al Hikam, Juz II, hlm.301.
[12] Faydh al Qadir, Juz V, hlm.119.
[13] Hilyat al Auliya, Op.cit, Juz IV,
hlm.109.
[14] Jami’ Bayan al Ilmi wa Fadlihi, Juz I, hlm.696.