wahyu bhekti prasojo
Secara bahasa, sesungguhnya dakwah mengandung makna yang luas dan dalam. Dakwah adalah mashdar dari دعا., yang mana bersama kalimat dakwah ( دعوة ) ada bentuk lain seperti (دعوًا ودُعاءً ودعوى) yang berarti إحضاره طلب[1] meminta kehadirannya atau undangan (dengan kartu).Taufiq Al wa’iy
menyebutkan beberapa makna; nida (panggilan), juga bermakna mendorong
kepada sesuatu atau mendukungnya; mengajak kepada sesuatu yang ingin diadakan
atau dihindarkan, baik benar ataupun salah; juga mengandung makna upaya melalui
perkataan atau perbuatan untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti suatu
madzhab atau agama; dapat pula bermakna memohon atau meminta.[2]
Jum’ah Amin
menyebut satu di antara makna kalimat dakwah adalah ad dakwah ila qadhiyah, yang
artinya menegaskannya atau membelanya, baik terhadap yang hak maupun yang
bathil, yang positif maupun yang negative.[3]
Contoh seruan kepada yang negative
dalam Al Qur’an dikisahkan peristiwa yang dialami Nabi Yusuf,
قَالَ
رَبِّ ٱلسِّجۡنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدۡعُونَنِيٓ إِلَيۡهِۖ وَإِلَّا
تَصۡرِفۡ عَنِّي كَيۡدَهُنَّ أَصۡبُ إِلَيۡهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ
Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku,
penjara lebih aku sukai daripada memenuhi (dakuah) ajakan mereka kepadaku. Dan
jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan
cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk
orang-orang yang bodoh"(Yusuf :33)
Maksud dari kata dakwah di atas adalah ajakan
para wanita pembesar untuk terjerumus ke dalam dosa. Sebagaimana peringatan
Rasulullah kepada kaum Aus dan Khazraj yang telah berhadapan siap saling
serang, “Apakah kalian menyeru dengan dakuah jahiliyah, sedangkan aku masih
berada di tengah-tengah kalian?”[4]
Adapun contoh makna dakwah yang
positif adalah ayat Al Qur’an,
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ
السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Allah menyeru (manusia) ke
Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang
lurus (Islam).(Yunus : 25).
وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّة يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ
وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ
ٱلۡمُفۡلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari
yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran 104)
Sedangkan secara istilah kalimat
dakwah itu tidak jauh maknanya dari makna bahasa di atas, yaitu upaya mengajak
manusia lewat ucapan dan perbuatan kepada Islam, menerapkan manhajnya, meyakini
aqidahnya dan melaksanakan syari’atnya.[5]Dengan
kata lain, dakwah adalah usaha untuk mempengaruhi orang lain agar mereka
bersikap dan bertingkahlaku seperti apa yang didakwahkan, yaitu Islam.[6]
Dalam istilah Toha Yahya Oemar
dakwah Islam adalah upaya
mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.[7]
Di dalamnya mengandung makna pengetahuan tentang cara-cara dan
tuntunan-tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk
menganut, menyetujui dan melaksanakan Islam itu.
Dakwah adalah suatu kegiatan
untuk membina manusia agar menaati ajaran islam, guna memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Berdakwah merupakan perjuangan hidup
untuk menegakkan dan menjunjung undang-undang ilahi dalam seluruh aspek
kehidupan manusia dan masyarakat, sehingga ajaran islam menjadi sibghah
(celupan) yang mendasari, menjiwai dan mewarnai seluruh sikap dan tingkah laku
manusia dalam kehidupan dan pergaulan hidupnya.[8]
Dari penjelasan makna dakwah di atas
dapat dipahami bahwa berdakwah merupakan perjuangan untuk menegakkan dan
menjunjung undang-undang ilahi dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan
masyarakat, sehingga ajaran Islam menjadi sibghah (celupan) yang mendasari,
menjiwai dan mewarnai seluruh sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan
dan pergaulan hidupnya.
Daftar Pustaka
Aziz,
Jum’ah Amin
Abdul, Fiqih Dakwah, alih bahasa Abdus Salam Masykur, (Solo,
Intermedia,1998.
Imampuro,
Rachmat, Ilmu
Dakwah. Badan Penerbitan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang,
Semarang, 1982.
Mubarok,
Achmad, Psikologi
Dakwah, Malang, Madani Press, 2014.
Musthafa, Ibrahim etc, Al Mu’jam Al
Wasith, Istambul, Al Maktabah Al Islamiyah, 1972.
Omar, Toha Yahya, Islam dan Dakwah,
Jakarta, Al Mawardi Prima, 2004.
Al Wa’iy,
Taufiq, Dakwah
ke Jalan Allah, alih bahasa Muhith M Ishaq, Jakarta, Robbani Press,
2010.
[1] Ibrahim Musthafa etc, Al Mu’jam Al Wasith, Istambul, Al
Maktabah Al Islamiyah, 1972, hlm.286.
[2]Taufiq Al Wa’iy, Dakwah ke Jalan Allah,
alih bahasa Muhith M Ishaq, (Jakarta, Robbani Press, 2010) hlm.10-11.
[3] Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqih Dakwah,
alih bahasa Abdus Salam Masykur, (Solo, Intermedia,1998), hlm..26
[4] Jum’ah Amin Abdul Aziz, ibid,
hal.26.
[5]Jum’ah Amin Abdul Aziz, ibid, hal.29.
[6]Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah,
(Malang, Madani Press, 2014), hal.27.
[7] Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah,
Jakarta, Al Mawardi Prima, 2004, hal.67.
[8]Rachmat Imampuro, Ilmu Dakwah.
Badan Penerbitan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, Semarang, 1982, hal
3.