Ramadhan adalah Limpahan Cinta Allah kepada Manusia - Saungpikir

Tuesday, March 21, 2023

Ramadhan adalah Limpahan Cinta Allah kepada Manusia

 wahyu bhekti prasojo


Ini adalah sebuah kisah yang diceritakan Rasulullah saw kepada para sahabatnya tentang kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya di bulan Ramadhan. Kisah ini dituliskan oleh Imam Nashir bin Muhammad bin Ibrahim al Samarqandy[1], dalam salah satu kitabnya, Tanbih al Ghafilin pada Bab Keutamaan Bulan Ramadhan, sebagai berikut[2] :

Telah bercerita padaku, ayahku rahimahullah, ia berkata: telah bercerita kepada kami Abu Ja’far al Iskafi, dari Muhammad bin Musa, telah bercerita kepada kami Al Fadhl bin ‘Isham, telah bercerita kepada kami Salamah bin Syabib, telah bercerita kepada kami Al Qasim bin al Hakam al Ghaziy, dari Hisyam bin Al Walid, dari Hammad bin Sulayman al Dausy dari Al Dahhak bin Muzahim, dari Ibnu Abbas radhyallahu ta’ala anhuma, bahwasannya ia mendengar:

Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Surga itu diberi harum-haruman dan diperindah dari tahun ke tahun karena masuknya bulan Ramadhan.

Apabila malam pertamanya datang,

angin dari bawah Arasy yang disebut al mu’tsirah berhembus, maka daun-daun pepohonan surga menari dan pintu-pintunya bergerak.

Kemudian terdengar bunyi, yang mana orang-orang yang mendengarnya belum pernah mendengar bunyi yang lebih indah dari itu.

Lantas para bidadari menampakkan diri mereka, berdiri di balkon-balkon istana sambil bertanya-tanya: “Apakah ada yang datang melamar kepada Allah, kemudian Allah akan menikahkan kita dengannya?”

Mereka bertanya kepada Malaikat Penjaga Surga: “Duhai Ridhwan, malam apakah ini?” Ridhwan menjawab (setelah bertalbiyah): “Duhai para bidadari yang cantik jelita, ini adalah malam pertama bulan Ramadhan.”

Lalu (terdengar) Allah berfirman:

Wahai Ridhwan, bukalah pintu-pintu surga bagi orang-orang yang berpuasa di kalangan ummat Muhammad saw.

Wahai Malik, tutuplah pintu-pintu al jahiim dari orang-orang yang berpuasa.

Wahai Jibril. Turunlah ke bumi, lalu ikatlah setan-setan yang jahat dengan rantai-rantai, kemudian buanglah mereka ke dasar laut, sehingga mereka tidak mengganggu puasa ummat kekasihku Muhammad.

Setiap malam bulan Ramadhan,

 Allah berfirman tiga kali: “Siapa yang memohon, Aku penuhi permohonannya, siapa yang bertaubat, Aku terima taubatnya, siapa memohon ampun, Aku ampuni. Kemudian terdengar suara seruan: “ Siapa yang akan menabung pada Dzat Yang Kaya tidak pernah miskin, Yang Menepati janji tidak pernah berbuat aniaya?”

Setiap hari Ramadhan pada waktu berbuka,

Sesungguhnya Allah Ta’ala memerdekakan 1 juta orang dari neraka, yaitu orang-orang yang sudah diputuskan siksaannya .


Pada hari jum’at

setiap jamnya,  siang dan malamnya Allah memerdekakan 1 juta orang yang sudah tetap siksaannya dari neraka.

Pada akhir bulan Ramadhan

Allah memerdekakan sejumlah yang sama dengan yang dimerdekakanNya sejak awal Ramadhan.

Pada Lailatul Qadar,
Allah memerintahkan Jibril turun ke bumi dengan rombongannya, membawa bendera hijau yang dipasangkan di punggung Ka’bah. Jibril mempunyai 600 sayap, dua diantaranya tidak dibentangkannya kecuali pada lailatul qadar. Maka malam itu ia membentangkan kedua sayap itu, sehingga melingkupi timur dan barat.

Kemudian Jibril mengutus para malaikat kepada ummat ini. Mareka mengucapkan salam  pada setiap orang yang duduk, sholat dan berdzikir. Mereka menjabat tangan orang-orang itu sambil mengaminkan semua doa mereka sampai fajar terbit.

Ketika terbit fajar,

Jibril memanggil rombongannya: “Kembali, kembali!”Para malaikat bertanya: “Jibril, apa yang telah Allah perbuat dalam memenuhi kebutuhan orang-orang mukmin ummat Muhammad ini?” Jibril menjawab: “ Sesungguhnya Allah telah melihat mereka dengan pandangan kasih sayang, memaafkan dan mengampuni mereka, kecuali 4 macam.” . Para Malaikat bertanya: “Siapakah 4 macam itu?”.  Jibril menjawab: “Peminum khamar, yang durhaka pada orang tuanya, yang memutuskan persaudaraan, dan musyahin.”

Para sahabat bertanya kepada Rasulullah: “Siapakah musyahin duhai Rasulullah?”. “Orang yang suka memutus persaudaraan, tidak berbicara kepada saudaranya lebih dari 3 hari.”, jawab Rasulullah saw.

Kemudian Rasulullah saw, melanjutkan.

Apabila malam Iedul Fitri datang,

malam itu dinamakan malam pembagian hadiah.

Apabila pagi Iedul Fitri datang,

para malaikat diutus ke setiap negeri, mereka turun dan berdiri di mulut-mulut gang tempat tinggal kamu muslimin, lantas berseru dengan suara yang dapat didengar semua makhluk, kecuali jin dan manusia: “Wahai ummat Muhammad, keluarlah kamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, yang memberikan (rahmat) yang banyak dan mengampuni dosa yang besar”.

Apabila mereka keluar menuju tempat-tempat sholat mereka, Allah berfirman kepada para MalaikatNya: “Wahai malaikatKu, apakah upah pekerja manakala ia ia sudah menyelesaikan pekerjaannya?”

Para Malaikat menjawab: “ Tuhan kami, balasannya adalah supaya dibayarkan upahnya.”

Allah Ta’ala berfirman: “Wahai malaikatKu, Aku persaksikan padamu bahwa Aku telah menjadikan pahala mereka di dalam puasa mereka pada bulan Ramadhan, dan sholat malam mereka itu dibalas dengan keridhoan dan ampunanKu.

Kemudian Allah berfirman: “ Wahai hambaKu mintalah kepadaKu. Demi kemuliaan dan KeagunganKu, tidaklah kamu meminta kepadaKu pada hari ini baik mengenai urusan duniamu maupun agama, melainkan Aku akan memberikannya kepadamu.

Daftar Pustaka

Nashir bin Muhammad bin Ibrahim al Samarqandy, Tanbih al Ghafilin bi Ahadits Sayyid al Anbiya wal Mursalin, Dar Ibnu Katsir Damaskus – Beyrut, 2000/1421.



[1] Atau juga dikenal dengan Imam Al Faqih Abu Laits al Samarqandy. Seorang Imam kaum muslimin dari kalangan Madzhab Imam Abu Hanifah. Ia hidup pada abad ke 4 Hijriyah di Samarkand, Uzbekistan. Karya tulisnya sangat banyak dalam bidang Aqidah, Fiqih, Hukum, Akhlaq dan lain-lain. Kitab tafsirnya berjudul Bahr al Ulum atau juga disebut Tafsir Samarqandy.

[2] Nashir bin Muhammad bin Ibrahim al Samarqandy, Tanbih al Ghafilinbi Ahadits Sayyid al Anbiya wal Mursalin, Dar Ibnu Katsir Damaskus – Beyrut, 2000/1421, hlm.319.

Comments


EmoticonEmoticon