wahyu b prasojo
Biasanya kata “model” dikaitkan dengan replica suatu benda seperti gedung, pesawat, atau sesuatu benda hidup. Secara bahasa model diartikan a physical represntation that shows what an object looks like or how its works.[1] Tetapi jika digunakan pada bidang-bidang ilmu pengetahuan, model biasanya menunjuk pada sesuatu yang lebih abstrak. Beberapa pakar menyamakan model dengan teori. B. Aubrey Fisher, mengatakan bahwa model adalah analog yang mengabstrakan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.[2]
Secara
umum model berguna untuk membantu merumuskan suatu teori dari fenomena dan
menyarankan hubungan-hubungannya.[3]
Jika dirinci, guna dan fungsi model adalah sebagai berikut:
1.
Model
memiliki fungsi mengorganisir, artinya model dapat mengurutkan dan
menghubungkan satu sistem dengan sistem lainnya serta dapat memberikan gambaran
yang menyeluruh
2.
Model
membantu menjelaskan sesuatu dengan menyajikan informasi secara sederhana,
artinya tanpa model, informasi tersebut dapat menjadi sangat rumit.
3.
Dengan
model dimungkinkan adanya perkiraan hasil atau jalannya suatu kejadian
Perbedaan antara teori dan model menurut Littlejohn dan Hawes
adalah teori merupakan penjelasan (explanation) dan model hanya merupakan
representasi (representation) perwakilan atau menggambarkan. [4]
Adapun komunikasi adalah kata serapan
dari communication dalam bahasa inggris; is the activity or process
of giving information to other people or to other living things.[5]
Secara parsial, komunikasi pada manusia sepanjang sejarahnya
adalah proses sharing of experience (berbagi pengalaman). Di mana di
dalamnya juga terjadi proses mengkreasi sebuah makna, supaya pengalaman yang
dibagi dapat difahami sehingga merubah perilaku. Maka komunikasi menurut
Kaplan, “a systematic
attemp to formulate in rigorous fashion the principle by
which information is transmitted and opinions attitudes are formatted”. [6]
(Upaya yang sistemik untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampian
informasi serta pembentukan pendapat dan sikap).
Jadi, model komunikasi dapat diartikan sebagai representasi
dari suatu peristiwa komunikasi. Akan tetapi model tidak berisikan penjelasan
mengenai hubungan dan interaksi antara faktor-faktor atau unsur-unsur yang
menjadi bagian dari model.[7]
Suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa
yang dibutuhkan untuk terjadinya suatu komunikasi, yaitu yang mempresentasikan secara
abstrak ciri-ciri dan menghilangkan rincian yang tidak perlu dalam dunia nyata.
Dengan kata lain, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian
dari keseluruhan, unsure sifat atau komponen yang penting dari fenomena.[8]
Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss mendefinisikan model
komunikasi sebagai “The only scientific model which enables us to explain
physical, intrapersonal, interpersonal, and cultural aspects of events between one system”.[9]
Sereno dan Mortensen, menjelaskan bahwa suatu model komunikasi merupakan
deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.[10]
Daftar Pustaka
Cassata, Mary B. dan Molefi K.Asante, Mass
Communication Principles and Practices, New York Marcmillan, 1979.
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi
Teori dan Praktek, Rosda Karya, Bandung, 1986.
Fisher, B. Aubrey, Teori-teori
Komunikasi, alih bahasa Soejono Trimo, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1986.
Fox, Gwynet, Collins Cobuild Essential
English Dictionary, University Of Birmingham,1994.
Mulyana, Dedy,
Ilmu
Komunikasi, Suatu Pengantar, Remaja Rosda Karya, Bandung,
2000.
Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Komunikasi, Jakarta, UT, 1999.
Tubbs,
Stewart L dan
Sylvia Moss, Human Communication, an Interpersonal Perspective,
Random House, New York, 1974.
[1] Gwynet Fox, Collins Cobuild Essential English
Dictionary, University Of Birmingham,1994, hlm.502.
[2] B. Aubrey Fisher, Teori-teori Komunikasi,
alih bahasa Soejono Trimo, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1986, hlm. 93.
[3] Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Suatu
Pengantar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2000, hlm.121.
[4] Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar
Komunikasi, Jakarta, UT, 1999, hal 54.
[5] Gwynet Fox, op.cit, hlm. 184.
[6] Onong Uchjana Effendy, Ilmu
Komunikasi Teori dan Praktek, Rosda Karya, Bandung, 1986, hlm; 10
[7] Sasa Djuarsa Sendjaja, loc.cit, hlm 54.
[8] Dedy Mulyana, loc.cit, hlm.121.
[9] Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss, Human
Communication, an Interpersonal Perspective, Random House, New York,
1974, hlm.21.
[10] Mary B. Cassata dan Molefi K.Asante, Mass
Communication Principles and Practices, New York Marcmillan, 1979, hlm. 63.